Aku tinggal di pondok pesantren di daerah tangerang. Air yang ada di daerah pondok ku itu mengandung zat besi yang tinggi. Jadi, apabila kita mencuci seragam sekolah yang berwarna putih, lama kelamaan seragam kita akan berubah warna, yang semula putih menjadi kuning dan apabila itu terjadi pada seragam kita, rasanya jadi gak pede gitu, soalnya terkesan kusam warna bajunya. Dari kehawatiran itu banyak para santri yang mencegahnya dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah memakai obat sariawan yang berwarna ungu yang sering di sebut violet atau gom. Inilah yang menurut aku unik, karena violet atau gom yang merupakan sebuah obat sariawan, tetapi kalau di pondokku fungsinya bukan hanya menjadi sebuah obat sariawan saja, melainkan sebagai pencerah baju.
Selain itu, waktu aku duduk dikelas 5 ( kelas 2 SMA ) aku menjadi salah satu anggota panitia pergantian pengurus ( P3 ). Didalam pemilihan ketua ISMI( Ikatan Santri Muallimin Al-aslamyiah) di pondokku itu memakai sistem demokrasi. Yang mana seluruh santri memiliki hak pilih yang sama. Dan untuk pemilihan itu, kita sebagai panitia harus membuat sebuah TPS yang lumayan banyak dengan waktu yang cukup singkat dan menghemat biaya tentunya. TPS-TPS yang ada di pondokku bukan seperti TPS pada umumnya karena TPS yang kita buat terdiri dari susunan-susunan kain-kain selimut yang kita sambung-sambung dengan menyaematkannya dengan jarum, peniti dan paku.
Di pondokku sering sekali di adakan lomba-lomba busana muslim dan fashion show ketika lomba fashion show salah satu pesertanya ada yang memakai baju kimono, uniknya baju kimono itu ternuat dari seprei yang di siasati dan dirubah mirip sekali dengan pakaian khas jepang itu.
Dipondokku juga ada salah satu kegiatan yang di laksanakan dua kali dalam seminggu yaitu kegiatan muhadhoroh atau public speaking club yang mana kegiatan itu merupakan kegiatan latihan berpidato dan membawakan acara dalam bahasa arab dan bahasa inggris. Kegiatan itu juga kita dituntut untuk menghias ruangan atau kelas di mana kita muhadhoroh agar kita mendapatkan suasana yang baru dan tidak bosan dengan suasana kelas yang sering kita gunakan ketika kita masuk kelas sehari-hari. Untuk menghiasnya itu kita sering menggunakan kerudung untuk dijadikan sebagai penghias kelas ketika kegiatan muhadhoroh itu berlangsung, dengan menjadikan kerudung menyerupai seperti hordeng atau pita yang kita tempel di jendela, pintu dan tembok menggunakan paku payung ataupun doble tip.
Itulah beberapa kreatifitas remaja yang pernah aku temui ketika aku di pondok pesantren.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar